Fukuoka, 11 Oktober 2024 – Jepang diperkirakan akan mengalami kekurangan tenaga kerja sebanyak 6 juta orang pada tahun 2030. Hal ini disebabkan oleh perubahan demografis Jepang yang berupa penyusutan dan penurunan jumlah populasi  atau penduduk Jepang. Ditambah dengan semakin cepatnya globalisasi membuat perusahaan-perusahaan Jepang melakukan upaya dalam memenuhi kekurangan tenaga kerja tersebut salah satunya dengan cara membuka pintu untuk tenaga kerja asing.

Untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang khususnya di bidang tenaga kerja,  maka perlu diadakan gelaran seperti FORUM ON INDONESIAN HUMAN RESOURCES PLACEMENT IN JAPAN . Forum ini membahas tentang kebutuhan tenaga kerja di Jepang, keadaan tenaga kerja Indonesia di Jepang, dan supply tenaga kerja Indonesia yang dapat menjadi tenaga kerja di Jepang khususnya di Fukuoka.

Pada forum yang juga dihadiri oleh KBRI dan Kementerian Pertanian RI, AP2LN yang diwakilkan oleh Bapak Usman Naito sebagai Head Of Foreign Affair AP2LN menjadi salah satu narasumber yang mengutarakan keadaan pemagangan Indonesia – Jepang.

Ia menyampaikan faktor-faktor pentingnya Jepang membuka pintu untuk pekerja asing terutama dari Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan mayoritas penduduknya berada di usia kerja.

Selain itu, Ia juga menyampaikan Jepang dan Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan yang menjadi tantangan di dunia tenaga kerja seperti bahasa, budaya, ataupun faktor alam. Tetapi Jepang dan Indonesia juga memiliki kesamaan-kesamaan yang dapat menjadi kesempatan dalam membangun kerjasama yang lebih baik khususnya dalam dunia tenaga kerja.

Bapak Usman juga menjelaskan alur perekrutan tenaga kerja dari Indonesia, baik pekerja magang, Specified Skilled Workers ataupun high degree of capability (kōdo jinzai). Ia mengedepankan pentingnya proses perekrutan dari mulai wawancara dimana pewawancara dan yang di wawancari harus mengerti dan memahami latar belakang masing-masing agar perekrutan dan penempatan bidang kerja sesuai dengan kriterita yang ada.

Untuk mendukung kelancaran dan kesukesan untuk perusahaan dan tenaga kerja, Bapak Usman juga membagikan tips dan tekniknya; Sebelum keberangkatan – Perusahaan harus bekerjasama dengan Sending Organization yang kredibel. Para pekerja juga harus dibekali ketrampilan baik bahasa maupun teknis yang cakap selama berada di LPK SO, selain itu pekerja juga harus ditanamkan adat dan budaya negara tujuan agar bisa beradaptasi dengan baik. Pekerja juga harus dilatih secara fisik dan mental. Pra keberangkatan – Perlunya badan yang mengawasi dan mengatur kedua belah pihak untuk memastikan baik perusahaan maupun pekerja mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku. Pihak perusahaan juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman agar tingkat turnover pekerja rendah.

Penutup, Ia mengatakan semua tantangan dan kesempatan ini harus kita pikirkan dan rumuskan bersama, agar tercipta respon yang tepat untuk jangka menengah dan panjang. Ia juga mengharapkan kedepannya perusahaan-perusahaan Jepang dapat lebih berekspansi ke pasar Indonesia melalui rekrutmen dan pelatihan dimana hal ini dapat menguntungkan ekonomi dari kedua negara.